Demonstrasi
Mahasiswa; Simpati atau Antipati?
Akhir-akhir ini demo mahasiswa menolak kebijakan
birokrasi bergelora sejagad Universitas. Penolakan yang di lakukan mahasiswa
menjadi pusat perhatian karena eskalasinya cukup besar sampai-sampai menelan
korban. Bukan hanya mahasiswa demo yang menjadi korban melainkan mahasiswa yang
hanya lewat di kerumunan orang tersebut juga menjadi hantaman bagi aparat
keamanan kampus.
Sejatinya mahasiswa yang melakukan aksi demo memiliki
misi suci yaitu berjihad demi pembelaan terhadap mahasiswa yang lain. Akan
tetapi, jihad pembelaan yang di lakukan mahasiswa harus tercederai dengan
adanya oknum mahasiswa yang tidak menggunakan nalar keilmiahannya dalam
berdemo, sebaliknya berperilaku senonoh dalam menyampaikan aspirasinya,
sepertinya dialah satu-satunya pemangku kebenaran dan kebijakan.
Mahasiswa atau siapa saja yang melakukan unjuk rasa demi
menyalurkan aspirasinya mendapat jaminan perlidungan hukum, karena berunjuk
rasa termasuk bagian dari Hak Asasi Manusia yang harus di lindungi. Masalahnya,
ketika ada orang yang berunjuk rasa justru melakukan tindakan anarkis berupa
perusakan yang justru telah megganggu keamanan dan ketertiban maupun mengganggu
hak-hak orang lain, maka itu patut di cegah oleh aparat penegak hukum kalau
perlu dengan tindakan represif pun tidak ada masalah dalam rangka penegakan
hukum dan keadilan.
Demo Anarkis
Anarkis adalah sebuah kosa-kata yang akhir-akhir ini
hangat di bicarakan, anarkis dalam aslinya bukanlah sebuah tindakan kekerasan
yang bersifat destruktif tetapi bersifat konstruktif sebagai upaya pembebasan
dari ketertindasan.
Anarkisme berarti bahwa anda harus bebas. Bahwa tidak ada
seorangpun boleh memperbudak anda, menjadi majikan anda, merampok anda, ataupun
memaksa anda. Itu berarti bahwa anda
harus bebas untuk melakukan apa yang anda mau serta hidup di dalamnya tanpa ada
yang mengganggu, memiliki persamaan hak, serta hidup dalam perdamaian dan
harmoni seperti saudara. Berarti tidak boleh ada perang, kekerasan, monopoli,
kemiskinan, penindasan, serta menikmati kesempatan hidup bersama-sama dalam
kesetaraan.
Demo anarkis yang di lakukan segelintir oknum mahasiswa
melakukan perusakan fasilitas kampus dan fasilitas pribadi mahasiswa lainnya
adalah bentuk hilangnya nalar akademik dalam menyuarakan aspirasi. Akhirnya
mahasiswa yang berdemo terkadang harus berhadap-hadapan dengan aparat keamanan
kampus yang mungkin kesal dan jengkel terhadap ulah demonstran yang hampir
selalu berunjuk rasa. Akhirnya dosen bukan lagi simpati terhadap aksi mahasiswa
tetapi sudah bersikap antipati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar